Kamis, 14 Agustus 2008

Antara Sentuhan dan Komitmen Lelaki

Berkenalan, berjumpa, dan simpati pada sang arjuna
Dan tampaknya si dia pun suka
Kau putuskan tuk makan malam berdua dengan lilin di meja
Terus apa?

Dia bilang suka dan pegang tanganmu
Dia menatap mesra dan elus pipimu
Apakah dilarang secepat itu?
Apakah mungkin dia senekad itu?

Kenapa tidak?
Ini jamannya serba mendadak
Saat rasa suka campur hasrat meledak-ledak
Saat si lelaki bingung romantisme atau hormonnya bergejolak

Tinggal si wanita memutuskan
Haruskah secepat ini dipasrahkan kecupan
Haruskah malam ini pasrah di pelukan
Ataukah malah ingin juga bersatu dalam peraduan?

Setidaknya bagi wanita yang menghargai diri
Dan masih teringat pesan luhur sanak family
Tanyakan komitmen si lelaki
Akan dibawa kemana hubungan ini?

Bila si lelaki ingin berkomitmen ke arah nikah
Dia akan sejam ceritakan dulu keluarganya, alamatnya dan tempat kerjanya
Dan dia akan setengah jam dulu ceritakan kaulah dewinya
Seperempat jam dulu dia berpantun betapa ingin dari rahimmu lahir anak-anaknya

Bila si lelaki hanya ingin luapkan nafsu
Dari lekuk mulus putih bening tubuhmu
Diucapkan rayu lembut penuh bumbu
Tapi di akhir kalimat pasti dia ucapkan kata mari kita jalani saja dulu

Karena tanpa komitmen dari hati
Jangan harap kau miliki seutuhnya seorang lelaki
Walau tubuh dan jiwamu telah kau beri
Hanya terdengar: jalani dulu melulu sebagai kata kunci

Maka sebelum dia menyentuh lebih jauh
Nilai dan tanyakan komitmen si lelaki dulu
Lupakan romantisme rindu
Karena kebanyakan sanak family kita masih pemalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyempurnakan cinta

Dengan semua penderitaannya, adakah sesuatu yang lebih menyedihkan dari cinta? Dengan semua sukacitanya, adakah sesuatu yang lebih sempu...