Aku pernah menulis tentang kamu diberbagai catatan dalam
ingatan
Aku juga sering bercerita tentangmu pada cahaya temaram
Namun seringkali namamu memilih diam di sudut hati paling
dalam
Dan hari ini aku menerima pesan dari masa lalu
Pesan itu adalah rindu tentang sahabat yang kini sedang
tidak ada
Dan pesan itu tidak terbalas…
Karena sudah begitu nyata dan jelas
Bahwa rasa peduli yang aku pelihara sejak lama
Sudah tidak lagi berdiam di sana
Aku tahu bagaimana rasanya mencintai orang yang tidak boleh
dicintai
Aku juga paham bagaimana rasanya patah hati
Aku juga tahu bagaimana rasanya menjadi pesan-pesan yang
diabaikan
Diucapkan sayang namun kemudian dijadikan pilihan
Dilupakan, dan dianggap pengusir sepi saat sendirian
Dari semuanya aku sadar bahwa sebenarnya Tuhan sedang
berkehendak untuk menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya
Dan aku mengerti bahwa tidak ada yang pernah benar-benar
selamanya
Maka aku akan pelihara kasihnya dengan baik sebagai sebuah
kenangan
Sementara, biarkan kaki dan pikiranku beranjak pergi
Sebab, berada dipijakanku saat ini adalah hal yang sangat
menyakitkan
Meskipun rasa itu mengintip dibalik pintu hati
Merasa malu dan ragu untuk bertemu
Lalu hilang dihembus dinginnya angin malam diteras rumahku
Kusebut namamu dihati, dan rindu itupun beranjak pergi
Katanya, “tidak pantas kamu bersedih karenaku”
Tapi hatiku mengatakan, “aku tidak pantas untuk bahagia
denganmu”
“Aku ikhlas jika melihatmu bahagia, tapi disatu sisi aku tidak rela jika kamu memilihnya”
Dan aku belum bisa bertemu lagi sejak cerita itu, tapi
sebagian dariku lelah menjerit rindu.
Itulah kesalahanku
Karena syukur kadang tidak mudah melekat
Ia datang, lalu kembali pergi meninggalkan pertanyaan
Sudahkah yang di rumah cukup?
Sebab memiliki kadang belum merasa puas
Banyak mimpi lain yang datang dan ingin ikut digantungkan
Kepada langit, atau akal pikiran
Entah akan terwujud, atau hanya akan menyisakan angan
Yang jelas terasa adalah kecewa dan kehilangan
Karena mimpi itu belum usai, dan aku terbangun.....
Dalam mimpi itu sepertinya….
Aku pernah mencintai dan menyayangimu sampai aku lupa untuk
mengenali diriku sendiri
Aku pernah mengelukanmu sampai aku lupa atas diriku sendiri
Aku pernah peduli kepadamu sampai aku menelantarkan hatiku
sendiri
Sebab yang aku tahu hanya kamu
Aku punya banyak cara untuk mengenal yang lain
Tapi kamu memenjarakanmu
Sebab aku tidak pernah menuntut untuk diperlakukan dengan
baik
Sehingga kamu tidak perlu menjaga dan merawatku
Aku berjalan tanpa empatimu aku tetap peduli kamu, dulu.
Aku berlaku hormat sebab kamu adalah sahabatku, bukan karena
aku merasa mau, dulu.
Dan waktupun akhirnya memberikanku pilihan
Setelah aku tahu kamu sudah dengan yang lain
Aku mulai semuanya tanpa berpikir namun penuh dengan
pertimbangan
Sebagai penawar sisa-sisa rasa sakit yang kamu berikan
Ketulusan yang kamu jadikan senjata untuk membunuhku
Tapi setidaknya aku pernah mencintai kamu
Meskipun aku tahu mencitaimu adalah sia-sia
Karena yang kamu inginkan hanyalah bahagia
Bukan sahabat, dengan segalanya yang biasa saja
Demi kamu, aku dengan yakin mengabaikan yang lainnya
Tapi tetap, bukan itu yang membuatmu bahagia
Masih luas hatimu yang kosong dan tidak bisa aku isi dengan
segala kekuranganku
Dan kini, aku kehilangan
Demi kebahagiaanmu yang selalu aku coba hidangkan didepanmu
Tapi tetap, kamu merasa sempurna dan bahagia dengan pilihanmu
Dan sekarang semuanya sudah berakhir
Tanpa aku
Tanpa kamu
Tanpa kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar